Sunday, June 12, 2011

Bocah Puncak Jaya Bersiap ke Arsenal

Frengky Pare Kagoya berdiri paling kanan, bersama dengan 10 peserta seleksi yang lolos dan bakal terbang mengikuti pemusatan latihan di Jakarta.
SENTANI, KOMPAS.com – Setelah melalui proses seleksi selama dua hari, Frengky Pare Kagoya (14), anak seorang petani di Kotamulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, akhirnya menjadi salah satu dari 4 pemuda berbakat Papua yang akan mengikuti seleksi lanjutan menuju Arsenal di Jakarta, September mendatang.
Secara tidak sengaja Frengki mengetahui informasi tentang adanya seleksi Tunas Garuda di Lapangan Barnabas Youwe melalui koran yang dibacanya di rumah Kapolsek Distrik Mulia. Seketika itu pula Frengky meminta membawa pulang koran tersebut untuk diberitahukan kepada kakaknya yang bertugas di dinas pertanian Puncak Jaya, sehari sebelum pendaftaran dibuka yaitu Rabu 8 Juni 2011 lalu.
“Saya minta Bapak (Kapolsek-red) bawa pulang (koran),” kata siswa kelas 1 SMAN I Kotamulia, Puncak Jaya, Papua itu, Sabru (11/6/2011) kemarin.
Peristiawa sore itu mungkin takkan pernah ia lupakan. Sebab di rumah itulah, ia mulai menggantungkan harapannya bisa lolos untuk ikut bertanding ke Arsenal, London.
Sesampainya di rumah, Frengky langsung menunjukkan koran itu ke kakak sulungnya, Verina Kagoya. Pucuk di cinta ulam tiba, apa yang diinginkan Frengky bagai gayung bersambut langsung mendapatkan persetujuan Verina. “Kakak bilang ‘ya sudah kau turun’. Kakak yang biayai naik pesawat,” cerita Frengky.
Dengan menggunakan pesawat selama 45 menit Frengky pun terbang menuju Sentani. Di Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Jayapura, asa itu pun mulai dirangkai. Frengky, yang selama di Jayapura tinggal di kos kakaknya yang lain, kemarin terpilih menjadi empat pemain terbaik seleksi Tunas Garuda.
Bersama Terens Owang Prisca (15), Mariano Orthis Padokan (15) dan Yunus Novriandi Modow (16), ia akan dikarantina di Jakarta untuk mengikuti pelatihan.
“Kami sempat mengamati secara seksama dan teliti terhadap para peserta seleksi sebelum mendapatkan empat anak terbaik dari propinsi ini. Semua pemain yang mengikuti seleksi sangat bagus, Namun juri tetap harus memilih yang terbaik di antara mereka,” kata Rully Nere yang menjadi juri dalam seleksi Tunas Garuda di Jayapura, bersama Jules Denis Onana, mantan pemaintimnas Kamerun era 90-an.
Menurut Rully Nere, Frengky berhasil manarik perhatian semua juri sejak awal mengikuti selaksi. Ia memiliki penguasaan dasar sepakbola yang tergolong mahir. “Ini anak sangat berbakat maka sayang kalau tidak mendapatkan kesempatan untuk maju lagi. Kini tinggal bagaimana Frengky mampu mempertahankan dan meningkatkan kemampuannya dalam memainkan sikulit bundar serta kerjasama dengan rekan satu timnya pada seleksi selanjutnya sehingga dia bisa lolos ke Arsenal,” tambah Rully Nere.
Melihat pernyataan dan harapan yang besar dari seluruh juri yang telah memilihnya, Frenky pun berjanji akan meningkatkan kemampuannya dalam bersepak bola. “Terima Kasih Tuhan telah memberikan kesempatan ini. Dan saya berterima kasih kepada seluruh panitia dan tim juri yang memberikan kesempatan pada saya. Saya berjanji pada bapa untuk berusaha lebih baik lagi,” katanya.
Ditanya soal London, Frengky, yang baru sekali menginjak Jakarta,  mengaku tidak punya bayangan mengenai Ibu Kota Inggris itu. “Saya cuma ingin ke sana,” katanya.
Di antara 4 anak terbaik itu, Frengky-lah yang paling minim pengalaman. Jika Yunus dan Orthis pernah ikut bergabung di timnas usia dini, Frengky baru bergabung di tim Kabupaten Puncak Jaya. Di kampungnya yang berada di ketinggian 4.000an meter DPL itu, pun belum ada sekolah sepakbola.
“Saya cuma main-main biasa saja. Baru dapat event, dan turun,” kata Frengky mengaku biasa bermain di lapangan ‘menanjak‘ ini.
Di Jakarta nanti, Frengky berjanji akan berlatih sebaik mungkin, agar pengorbanan kakaknya, yang telah membelikannya tiket pesawat Rp 2,4 juta, tidak sia-sia. Tak hanya sampai di Ibu Kota, anak gunung itu pun ingin menjajal kota yang tak pernah terbayangkan olehnya, London.
Frengky beserta tiga peserta lainnya akan bersaing dengan empat wakil lain yang berasal dari delapan kota lainnya, Bandung, Makassar, Palembang, Semarang, Malang, Medan, Balikpapan, dan Jakarta. "Saya yakin dengan talenta-talenta yang dimiliki peserta di Papua ini bisa bersaing dalam seleksi nasional," kata Barnas Kamora, Ketua Pelaksana Program Tunas Garuda.
Dari 36 peserta dari delapan kota itu akan masuk camp SSI Arsenal Indonesia, Jakarta sebelum diciutkan menjadi 18 peserta yang akan terbang ke markas Arsenal di London, Inggris akhir Oktober 2011.
Selian meloloskan empat orang seleksi Tunas Garuda juga menghasilkan 7 pemain terbaik yang mendapatkan hadiah pembinaan.

No comments:

Post a Comment