Tuesday, September 4, 2012

Berjalan Menyebrangi Jembatan Golden Gate


Konbanwa minna san ! Welcome to KUBE CHENDRA at Tuesday!
Back lagi nih, soalnya hari ini banyak kerjaan (padahal males ngetik) dan banyak PR yang harus di kerjakan. Tapi aku menyempatkan untuk post lagi. Kali ini KUBE CHENDRA membahas tentang "Berjalan Menyebrangi Golden Gate". Meskipun saya pribadi belum pernah kesana ada merasakan sendiri, tapi wartawan Yahoo! Sigit Adinugroho bisa membagi pengalamannya untuk kita semua. Tak lupa artikel ini saya ambil dari Yahoo! Indonesia , karena saya prbadi masih tak ada ide untuk menulis artikel, hehehehe ^_^






Hari itu lewat pukul tiga petang. Angin laut menerpa keras, musim gugur di ambang mata. Di depan mata kami, jembatan bercat merah sepanjang hampir tiga kilometer menunggu. Inilah jembatan Golden Gate yang melintasi teluk San Francisco.

Saya berjalan bersama grup yang akan membawa kami melintasi jembatan megah ini dengan berjalan kaki ke ujung, lalu kembali lagi ke titik awal. Total jarak yang akan kami tempuh hampir enam kilometer.


Untuk apa melintasi jembatan dengan kaki jika bisa dengan kendaraan bermotor atau sepeda? Pertama, tentu saja lebih murah. Biaya tol melintasinya mencapai $ 6. Kedua, kami ingin menikmati pemandangan petang dengan matahari yang sudah tidak tepat di atas kepala. Suhu pun bersahabat karena sudah hampir musim gugur.

Ketiga, kami akan mendegarkan beberapa cerita menarik tentang sejarah dan seluk-beluk jembatan ini dari pemandu. Keempat, siapa yang tidak mau mencoba melintasinya dengan kaki dan tenaga sendiri? Ada rasa kebanggaan yang belum tentu bisa diulangi lagi di kemudian hari.


Kami berjalan santai. Di kiri dan kanan jembatan tersedia jalur pejalan kaki dan sepeda yang terpisah dari jalan raya utama untuk kendaraan bermotor. Pejalan kaki hanya boleh berada di sisi East Sidewalk, sisi yang menghadap ke kota atau teluk. Sepatu roda dan skateboard tidak diperbolehkan, juga hewan peliharaan dan gerobak/pushcart. Peraturan ini membuat berjalan kaki menjadi nyaman dan aman.

Kami berhenti di tiga titik: di seperempat awal, setengah perjalanan dan seperempat terakhir.

Pemandu tur bercerita tentang sejarah jembatan ini. Ia dibuat untuk menghubungkan kota San Francisco dengan Marin County di seberangnya. Kota San Francisco adalah kota teluk yang dikelilingi oleh air, sehingga feri menjadi sarana transportasi utama yang cepat sebelum adanya jalur kendaraan bermotor dan transportasi berbasis rel seperti Bay Area Rapid Transit (BART) zaman ini.


Para insinyur dan arsitek (Joseph Strauss, Irving Morrow, dan Charles Ellis) merancang dan memimpin pembangunannya tahun 1933, yang rencananya sudah jauh dimulai sejak dekade 1920-an. Pembangunannya sempat terhambat krisis ekonomi. Namun, akhirnya jembatan dapat selesai tahun 1937.

Penduduk kedua wilayah tersebut dapat bepergian dengan lebih mudah.

Jembatan ini merupakan jembatan suspensi terpanjang di dunia. Setiap tiangnya didukung oleh "kabel" berdiameter 93 cm. Ia juga dirancang tahan gempa, mengingat lokasinya berada di atas patahan San Andreas yang tepat berada di dasarnya. Usaha untuk memperkokoh ketahanan jembatan terhadap gempa juga dilakukan beberapa tahun terakhir ini.

Pengecatan dilakukan tanpa henti sepanjang tahun, berdasarkan inspeksi yang dilakukan atas bagian-bagian yang terkena korosi. Pemerintah kota/daerah selalu menyediakan dana untuk pengecatan jembatan sampai lebih dari $ 100.000 tiap tahunnya.

Cerita yang menarik itu harus berhenti ketika kami melanjutkan ke titik selanjutnya. Di sela-sela perjalanan saya melihat ada beberapa telepon umum di beberapa titik, yang tersambung ke saluran khusus bantuan konseling. Bantuan konseling?

Setelah saya baca, ternyata memang di sini banyak terjadi peristiwa bunuh diri dengan melompat ke teluk. Telepon-telepon umum ini khusus untuk membantu krisis ini, siapa tahu mereka yang ingin bunuh diri berubah pikiran dan segera menelepon bantuan itu. Di ujung telepon, ada staf yang bersedia memberikan nasihat untuk menghindari niat bunuh diri.

Tidak terasa, sekitar 30 menit kemudian, kami sampai ke ujung jembatan. Terdapat tempat istirahat dan rekreasi strategis yang diberi nama Vista Point. Dari sini kita bisa melihat pemandangan kota San Francisco dari seberang teluk dengan jembatan Golden Gate di sebelah kanan. Tersedia banyak tempat parkir untuk mereka yang datang dengan kendaraan bermotor.

Setelah menghabiskan 15 menit di Vista Point, kami harus kembali lagi ke titik awal. Karena cuaca yang bersahabat, tidak ada lelah yang saya rasakan, dan masih bersemangat untuk kembali lagi dengan berjalan kaki. Sambil berjalan, pemandu tur pun terkadang berceloteh. Kami pun tertawa terhibur. Perjalanan yang menyenangkan!

Sigit Adinugroho mengisi blog perjalanan www.ranselkecil.com.

No comments:

Post a Comment